Sunday, February 26, 2006

Menumbuhsuburkan Ruhiyah

Menumbuhsuburkan Ruhiyah
Rubrik : Tarbiyah
Publikasi : 23-02-2006

KotaSantri.com : Tidak ada manusia yang sempurna. Manusia dapat berbuat salah dan juga sebaliknya, melakukan perbuatan yang benar. Saat seorang muslim melakukan perbuatan salah, atau melakukan pelanggaran terhadap syariat Islam, maka saat itulah keimanannya makin lemah. Sebaliknya, saat seorang muslim melakukan perbuatan baik, melakukan amal yang sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya, maka saat itulah keimanannya makin kokoh dan ruhiyahnya makin tinggi.

Seorang muslim hendaknya memperhatikan kondisi ruhiyahnya setiap saat. Saat ruhiyah tinggi, sudah tentu imannya kokoh. Dan iman yang kokoh akan cenderung membawa pada hal-hal baik dan membentenginya dari rayuan dan godaan berbuat maksiyat. Untuk itu, kita harus mengenali berbagai faktor yang dapat menyebabkan tumbuh suburnya ruhiyah kita. Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, ada dua faktor penumbuh subur ruhiyah seorang muslim, yaitu yang berhubungan dengan kepekaan jiwa dan yang berhubungan perbuatan.

***

Yang Berhubungan Dengan Kepekaan Jiwa

Faktor penumbuh subur ruhiyah yang berhubungan dengan kepekaan jiwa, yaitu pertama, selalu merasakan muraqabah Allah. seorang muslim seharusnya menyadari bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Seorang muslim yang memahami prinsip ini akan cenderung waspada sebelum berbuat sesuatu. Sebab segala tindak-tanduknya diawasi Allah. Ia akan khawatir berbuat sesuatu yang dapat mengundang murka dan azab Allah. Sehingga yang ada di pikirannya adalah melakukan perbuatan yang akan mendatangkan pahala, rahmat, dan keridhaan Allah SWT.

Kedua, mengingat kematian dan kehidupan sesudahnya. Ajal adalah hak setiap insan. Ia pasti akan datang, dan waktunya sudah pasti. Karenanya, kita harus mawas diri agar tidak mati dalam kondisi su'ul khatimah. Seorang muslim yang selalu ingat kematian dan kehidupan sesudahnya akan berpikir seribu kali bila akan berbuat maksiyat. Ia akan merasa cemas di alam kubur nanti apakah menemukan kebahagiaan atau kesengsaraan. Berkaitan dengan hal ini RasululAllah SAW telah bersabda, "Perbanyaklah mengingat akan pemusnah kenikmatan." (HR. Tirmidzi).

Ketiga, membayangkan hari akhirat. Seorang muslim seharusnya membayangkan kehidupannya di akhirat kelak sebagai bentuk evaluasi tehadap semua perbuatan yang telah dilakukannya selama ini. Kita dapat membayangkan bahwa kelak kita akan dikumpulkan dengan telanjang bulat dan tanpa alas kaki di Padang Mahsyar; matahari sangat dekat di atas kepala; bumi menjadi saksi atas apa yang telah kita lakukan di atasnya; anggota tubuh menjadi saksi atas setiap perbuatan; kehidupan di neraka sebagai azab bagi para pendurhaka Allah; dan tentu manis dan nikmatnya kehidupan di surga, dengan bidadarinya yang cantik jelita sebagai imbalan bagi hamba yang taat kepada-Nya. Bila kita merasa takut dengan akhir kehidupan nanti, insya Allah kita termotivasi untuk lebih khusyu' dalam ibadah dan makin ikhlas dalam setiap amal shalih.

***

Yang Berhubungan Dengan Perbuatan

Perbuatan yang dapat menumbuhsuburkan ruhiyah di antaranya pertama, memperbanyak membaca Al-Qur'an dan mentadaburinya. Rasulullah SAW selalu membaca Al-Qur'an secara rutin. Beliau memohon kepada Allah agar menjadikan Al-Qur'an sebagai taman dalam hatinya, cahaya bagi pandangannya, penghapus duka dan pemusnah kebingungan. Membaca Al-Qur'an disertai tadabbur mampu mempertajam pandangan yang sudah tumpul, merupakan pemusnah pandangan-pandangan sempit dan obat bagi hati yang sedang sakit. Seorang muslim seharusnya mempunyai target mengkhatamkan al-Qur'an sebulan sekali.

Kedua, dzikrullah. Mengingat Allah dalam berbagai kondisi akan membuat hati kita menjadi tenteram. Mengingat Allah dapat dilakukan dengan hati, lisan, pikiran, dan perbuatan. Allah SWT berfirman, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah." (QS. Ar-Rad [13] : 28).

Ketiga, melakukan amalan sunnah dengan kesungguhan. Di antara amalan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW adalah shalat tahajjud, dhuha, tahiyatul masjid, tarawih, dan shalat sunat wudhu. Rasulullah juga melakukan shaum sunat ayyamul bidh (pertengahan bulan), senin dan kamis, 'arafah, tasu'a dan 'asyura, shaum Daud, dan shaum enam hari di bulan Syawal. Selain itu, infak, sedekah, dan ibadah umrah sebaikya tidak dilewatkan.

Keempat, berperilaku sesuai dengan akhlak Rasulullah SAW. Seorang muslim yang meniru perilaku Rasulullah akan memperoleh kemuliaan. Ia akan dihormati dan disegani oleh sesamanya. Kelima, bergaul dan berteman dengan orang-orang shalih.

Keenam, menangis karena takut akan azab Allah. Seorang muslim yang taat, manakala sudah mengingat semua dosanya, hatinya akan tersentuh, jiwanya akan bergetar, dan air matanya akan meleleh. Ia akan menangis karena merasa semua amalnya tidak akan cukup untuk menutupi semua dosanya kepada Allah. Mata yang selalu basah karena takut kepada Allah tidak akan tersentuh api neraka kelak. Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW melaui hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi. Sabdanya, "Dua jenis mata yang tidak disentuh oleh api neraka : mata yang menangis Karena takut kepada Allah dan mata yang piket malam fi sabilillah." (Ahmad Kosasih)[Swadaya-35]

Mimbar @ KotaSantri.com