Friday, April 29, 2005

Anak

(dari bidang Dakwah Fahima)

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang Imam adalah pemimpin dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya." (Muttafaq 'alaih)

Mengenai besarnya tanggung jawab dalam mendidik anak, maka Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah menyatakan, "Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya, yakni dengan tidak mengajarkan hal-hal yang bermanfaat, membiarkan mereka terlantar, maka sungguh dia telah berbuat buruk yang teramat sangat. Mayoritas anak yang jatuh di dalam kerusakan tidak lain karena kesalahan orang tuanya dan tidak adanya perhatian terhadap anak-anak tersebut. Juga tidak mangajarkan kepada mereka kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya, mereka telantarkan anaknya semenjak kecil, sehingga mereka tak dapat memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang tuanya, manakala mereka telah tua."

Yang harus dilakukan diantaranya:

1. Menumbuhkan Jiwa Kehambaan
Pada dasarnya tujuan pokok dalam mendidik anak adalah untuk menumbuhkan dan membangkitkan jiwa kehambaan pd Allah dalam diri mereka. Menyiramkan dalam jiwa mereka dan senantiasa membiasakan sikap tersebut. Merupakan nikmat Allah adalah bahwa mereka diciptakan dalam keadaan fithrah Islam, sehingga yang dibutuhkan adalah menjaga, mengontrol dan memperhatikan agar tidak menyimpang dari fithrahnya.

2. Mendidik Anak adalah Ibadah Seorang ayah dan ibu
Tatkala mendidik anak, memberi nafkah, menjaga hingga larut malam, mengawasi dan mengajar mereka, maka saat itu dia sedang melakukan ibadah kepada Allah. Bahkan ketika mengajak bergurau dan bercanda juga termasuk ibadah, jika memang diniatkan untuk itu. Memberi nafkah kepada keluarga -sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Muslim- adalah termasuk ibadah, dan bahkan pahalanya sangat besar melebihi infak kepada selainnya. Dan dalam hadits muttafaq 'alaih Rasulullah bersabda, "Jika seseorang memberi nafkah kepada keluarganya dengan suatu nafkah untuk mengharap ridha Allah dalam nafkah tersebut, maka dia mendapat pahala shadaqah."
3. Ikhlas dalam Mendidik Anak Orang tua dituntut untuk ikhlas di dalam mendidik anak. Jangan sampai pendidikan anak semata-mata hanya diniatkan untuk tujuan duniawi, menyekolahkan mereka hanya sekedar untuk meraih gelar dan ijazah. Karena tidak diragukan lagi bahwa kebaikan dalam mendidik anak adalah yang diniatkan untuk mencari pahala di sisi Allah. Adapun yang selain itu (seperti profesi, pekerjaan yang mapan, kedudukan dsb) adalah akan ikut dengan sendirinya, bukan tujuan satu-satunya. Sebagai contoh, misalnya orang tua yang menyekolahkan anaknya di fakultas kedokteran, maka jangan semata-mata agar dapat meraih materi yang melimpah, namun lebih dari itu dengan tujuan untuk membantu kaum muslimin, mengobati mereka dan agar mereka tidak lari kepada dokter-dokter non muslim. Orang yang semata-mata mengejar materi tidak akan mendapatkan pahala, sedangkan orang yang mencari pahala dari Allah maka dia juga akan mendapatkan materi.

4. Jangan Lupakan Doa
Doa adalah ibadah. Para Nabi dan Rasul telah berdoa untuk kebaikan anak dan istri-istri mereka dengan doa-doa yang diabadikan dalam al-Qur'an. Berapa banyak orang yang tersesat, akhirnya mendapatkan petunjuk dengan sebab doa, dan juga amat banyak doa yang mempercepat dan mempersingkat proses pendidikan.

5. Mencari Penghasilan yang Halal Merupakan kewajiban orang tua adalah selalu berusaha mencari harta yang halal dan menjauhi segala yang syubhat apa lagi yang haram, seperti mencuri, riba, suap dan lain sebagainya.

bersambung...

Saturday, April 16, 2005

Menemui Kekasih ruh

Rindu Mekkah..Rindu Berkiblat...Rindu Menemui Allah dalam sholat

"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram" Qs. ar Ra'du:28

Image Hosted by ImageShack.us

Heii...., Allah tiadalah membutuhkanmu,..
tiada pula membutuhkan sholat-sholatmu...
Tapi adalah amat besar kebutuhanmu menemuiNya...
agar kau tentram...
agar kau dapatkan percikan KekuatanNya untuk meniti sisa waktu...

Karena Allah adalah Kekasih ruh yang bersemayam dalam jasadmu..
Ruh akan tegar bila cukup waktu menemui Tuhannya..

Sunday, April 3, 2005

Kepanduan PKS

"Kader PKS harus siap diterjunkan ke Medan Bencana dalam Kondisi Bagaimanapun!! "

Berikut wawancara PKS Online dengan Ketua Departemen Olah Raga dan Kepanduan DPP PKS Ahmad Faradis. Menarik juga untuk disimak ttg aktifitas kepanduan di PKS ini.

Jadi ingat sesuatu, sebelum berangkat ke Jepang 2003 lalu batal ikut pembekalan karena ada bayi. Walaupun seorang ibu rumahtangga tetap wajib mengikuti mukoyyam asal berbadan sehat dan berkeleluasaan. Jadi semacam nostalgia Pramuka di waktu smp ya..

Rupanya Prajurit-prajurit 'tangguh' PKS di daerah bencana itu juga hasil Mukoyyam dulu to', makanya seragam : militan abis! (baru nyadar)

PKS poreper deh!

Wassalam
Mayaa
=============================
Kamis, 31 Maret 2005 21:49 WIB (Terbaca: 575)
http://www.pk-sejahtera.org/modules/news/

PKS Online : Disetiap kondisi apapun inilah yang menjadi titik tekan kita. Artinya seperti dalam firman Allah, siap dalam kondisi ringan maupun berat. Inilah salah satunya dalam kondisi bencana itu. Kalau dari segi kesiap-siagaan, semangat untuk bekerja, dan berdakwah dengan cara itu Insya Allah sudah cukup terbentuk. Semua kader rata-rata semangat untuk melakukan itu.

PKS Online : Kondisi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) pasca bencana tsunami belumlah pulih, kini bumi Indonesia kembali di terpa duka dengan porakporandanya Wilayah Nias dan Sumatera Utara akibat gempa berkekuatan 8,7 pada skala richter. Seperti halnya di Aceh, PKS pun menggelar misi kemanusian di Nias.

Apa sebenarnya misi yang diemban oleh PKS dalam setiap aksi penanggulangan bencana yang terjadi di Indonesia? Bagaimana kesiapan kader PKS dalam setiap aksinya?

Berikut adalah wawancara PKS Online dengan Ketua Departemen Olah Raga dan Kepanduan DPP PKS Ahmad Faradis. Beliau adalah orang pertama dari struktur DPP PKS yang berada di lokasi gempa.
Berikut petikannya.

Hal mendasar apa yang mendorong Bapak berpartisipasi melakukan misi kemanusiaan di berbagai daerah yang terkena gempa atau bencana lainnya?

Pertama memang sebagai tanggung jawab saya di Departemen Olah Raga dan Kepanduan. Salah satu divisi yang ada adalah Pos Penanggulangan Bencana atau P2B. P2B ini memang dikhususkan untuk menaggulangi bencana-bencana yang terjadi baik di Indonesia maupun kalau nanti mampu juga di luar Indonesia, seperti waktu di Irak, kita juga mengirimkan perwakilan ke sana.
Dan kalau dilihat dari visi kepanduan itu sendiri, visinya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang sehat, kuat dan terampil yang dilandasi dengan keikhlasan, yang siap berperan aktif dalam dakwah disetiap kondisi apapun.
Nah disetiap kondisi apapun inilah yang menjadi titik tekan kita. Artinya Seperti dalam firman Allah, siap dalam kondisi ringan maupun berat. Inilah salah satunya dalam kondisi bencana itu.

Kalau kita lihat dakwah kita ini dari sejarah di Negara Indonesia maupun di luar Indonesia, menunjukan bahwa kegiatan-kegiatan sosial seperti inilah yang cukup bisa membuktikan kepada masyarakat bahwa kita ini peduli. Jadi dasar-dasar inilah yang membuat kita memang konsentrasi didalam hal itu.

Kebijakan PKS sendiri mengharuskan terjun di dalam segala kondisi bencana?

Iya, memang ada itu. Sampai kita membuat divisi sendiri , P2B itu di bawah kepanduan.

Tapi bencana-bencana ini terjadi di mana-mana di seluruh Indonesia, apakah PKS akan mampu menanggulangi hal itu?

Insya Allah akan mampu, dan itu sudah kita persiapkan untuk semua kader, sehingga kegiatan-kegiatan kepanduan itu sendiri, salah satunya adalah kegiatan mukoyyam (kemping-red)). Dalam kegiatan mukoyyam itu kita diberikan pelatihan-pelatihan dan acara-acara yang sudah diplot sedemikan rupa, sehingga semua kader siap menghadapi kondisi apapun. Sampai seperti acara cross country dan out bond yang kelihatan terlalu berat. Namun itu semua intinya membangun kesiapsiagaan. Sehingga semua kader bisa siap siaga dalam konsisi apapun. Dan yang kita andalkan itu memang semua kader, tidak hanya orang kepanduan, sehingga kita hanya semacam koordinator dalam kegiatan-kegiatan rutin yang kita lakukan.

Umumnya PKS membantu menaggulangi bencana dengan tenaga, namun yang masyarakat butuhkan sampai ke tahap penyediaan dana. Menanggulangi hal ini bagaimana?

Ya, kita sifatnyakan menyalurkan, dan kita Alhamdulillah dari beberapa kali kejadian itu, rata-rata yang memang percaya kepada kita, memang menyalurkan bantuan ke kita. Di lapangan pun atas pertolongan Allah dan juga kerja dari mereka semua, banyak dari para donator yang membawa barang akhirnya diserahkan ke posko kita untuk disalurkan, karena kepercayaan itu. Dan kalau memang para donatur itu melihat di lapangan, ya memang kita bekerja. Jumlah kepanduan kan terbatas, sedangkan bencana yang terjadi besar dan dimana-mana.

Tadi dikatakan PKS menurunkan kader. Apakah kader juga dibekali kemampuan yang sama seperti halnya kepanduan?

Ya. Visi dari kepanduan itu kan menyiapkan SDM, yang dimaksud SDM itu semua kader. Dasar pembentukan jiwa kepanduan itu di mukoyyam. Nah Mukoyyam itu menjadi program wajib setiap kader, yang wajib diikuti minimal setahun sekali. Jadi tenaga kepanduan yang kita siapakan, ada 2 jenis. Pertama, regu kepanduan yang regular, yang memang dia kosentrasi di kepanduan, yang setiap saat siap diterjunkan yang aktifitas sehari-harinya, ya dakwah dia lebih khusus ke situ. Tapi yang semua kader kita namakan regu pendukung. Jadi semua kader menjadi regu kepanduan juga, yang setiap kelompok pembinaan, adalah menjadi satu regu sendiri . Nah itu menjadi regu cadangan yang sudah kita bekali dasar-dasar itu waktu di acara-acara mukoyyam. Jadi semuanya Insya Allah sudah siap untuk itu.

Apakah mukoyyam itu wajib bagi setiap kader?

Ya, itu wajib. Dimanhaz kaderisasi itu sendiri disebutkan, bawah setiap kader wajib untuk mengikuti mukoyyam setahun sekali. Bagaimana Sebenarnya kualitas dari kepanduan PKS, apa sudah bisa siap ditempatkan di mana saja? Kalau dari segi kesiap-siagaan, semangat untuk bekerja, dan berdakwah dengan cara itu Insya Allah sudah cukup terbentuk. Semua kader rata-rata semangat untuk melakukan itu, tapi kalau kemampuan, memang untuk skala umum itu kemampuan dasar, hanya orang-orang tertentu saja yang punya kemampuan khusus. (Ningsih)

Saturday, April 2, 2005

Nias : PKS Sigap PKS Peduli

In keadilan4all@yahoogroups.com, niaz pe ef wrote:

Baru saja saya ketemu dengan seorang kawan yang menjadi saksi hidup gempa bumi di Nias. Beliau beker jadi KP PBB Gunung Sitoli dan sekarang sudah berada di Jakarta, karena keluarganya tinggal di Tangerang.
Mendengar ceritanya.... Subhanallah.... Allah MahaPerkasa.....
Di pertengahan cerita beliau menyesalkan Kantor sebua Instansi Sumatera Bagian Utara, yang tidak dengan cepat membantu korban di Nias, setidaknya korban dari kalangan intern pegawai instansinya tsb. Beliau menyayangkan Instansi terkait yang tidak mau menyewa helikopter untuk membantu korban.
Kawan saya tadi kemudian membandingkan dengan PKS yang dengan sigap membantu korban."Tau nggak, siapa yang pertama kali membantu di Nias?" tanya kawan saya tersebut. "PKS yang pertama kali membantu dengan menyewa helikopter!". Begitu lanjutnya.

Allahu Akbar !!!Bantu kami ya Allah untuk selalu pebuli dan ikhlas...
Habis Shalat Juma'at, +/- 14.00 WIB