(dari bidang Dakwah Fahima)
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang Imam adalah pemimpin dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya." (Muttafaq 'alaih)
Mengenai besarnya tanggung jawab dalam mendidik anak, maka Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah menyatakan, "Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya, yakni dengan tidak mengajarkan hal-hal yang bermanfaat, membiarkan mereka terlantar, maka sungguh dia telah berbuat buruk yang teramat sangat. Mayoritas anak yang jatuh di dalam kerusakan tidak lain karena kesalahan orang tuanya dan tidak adanya perhatian terhadap anak-anak tersebut. Juga tidak mangajarkan kepada mereka kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya, mereka telantarkan anaknya semenjak kecil, sehingga mereka tak dapat memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang tuanya, manakala mereka telah tua."
Yang harus dilakukan diantaranya:
1. Menumbuhkan Jiwa Kehambaan
Pada dasarnya tujuan pokok dalam mendidik anak adalah untuk menumbuhkan dan membangkitkan jiwa kehambaan pd Allah dalam diri mereka. Menyiramkan dalam jiwa mereka dan senantiasa membiasakan sikap tersebut. Merupakan nikmat Allah adalah bahwa mereka diciptakan dalam keadaan fithrah Islam, sehingga yang dibutuhkan adalah menjaga, mengontrol dan memperhatikan agar tidak menyimpang dari fithrahnya.
2. Mendidik Anak adalah Ibadah Seorang ayah dan ibu
Tatkala mendidik anak, memberi nafkah, menjaga hingga larut malam, mengawasi dan mengajar mereka, maka saat itu dia sedang melakukan ibadah kepada Allah. Bahkan ketika mengajak bergurau dan bercanda juga termasuk ibadah, jika memang diniatkan untuk itu. Memberi nafkah kepada keluarga -sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Muslim- adalah termasuk ibadah, dan bahkan pahalanya sangat besar melebihi infak kepada selainnya. Dan dalam hadits muttafaq 'alaih Rasulullah bersabda, "Jika seseorang memberi nafkah kepada keluarganya dengan suatu nafkah untuk mengharap ridha Allah dalam nafkah tersebut, maka dia mendapat pahala shadaqah."
3. Ikhlas dalam Mendidik Anak Orang tua dituntut untuk ikhlas di dalam mendidik anak. Jangan sampai pendidikan anak semata-mata hanya diniatkan untuk tujuan duniawi, menyekolahkan mereka hanya sekedar untuk meraih gelar dan ijazah. Karena tidak diragukan lagi bahwa kebaikan dalam mendidik anak adalah yang diniatkan untuk mencari pahala di sisi Allah. Adapun yang selain itu (seperti profesi, pekerjaan yang mapan, kedudukan dsb) adalah akan ikut dengan sendirinya, bukan tujuan satu-satunya. Sebagai contoh, misalnya orang tua yang menyekolahkan anaknya di fakultas kedokteran, maka jangan semata-mata agar dapat meraih materi yang melimpah, namun lebih dari itu dengan tujuan untuk membantu kaum muslimin, mengobati mereka dan agar mereka tidak lari kepada dokter-dokter non muslim. Orang yang semata-mata mengejar materi tidak akan mendapatkan pahala, sedangkan orang yang mencari pahala dari Allah maka dia juga akan mendapatkan materi.
4. Jangan Lupakan Doa
Doa adalah ibadah. Para Nabi dan Rasul telah berdoa untuk kebaikan anak dan istri-istri mereka dengan doa-doa yang diabadikan dalam al-Qur'an. Berapa banyak orang yang tersesat, akhirnya mendapatkan petunjuk dengan sebab doa, dan juga amat banyak doa yang mempercepat dan mempersingkat proses pendidikan.
5. Mencari Penghasilan yang Halal Merupakan kewajiban orang tua adalah selalu berusaha mencari harta yang halal dan menjauhi segala yang syubhat apa lagi yang haram, seperti mencuri, riba, suap dan lain sebagainya.
bersambung...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment