Tuesday, July 12, 2005

Kreatifitas

Jumat, 08 April 2005
Harian Republika


Kreativitas akan semakin lengkap bila terlahir dari kehernihan hati sebagai buah dari ibadah yang berkualitas. Biasanya, hati yang jernih akan melahirkan firasat dan ide-ide cemerlang yang akan menjadi nilai tambah dalam kehidupan. Saudaraku, setiap hari usia kita bertambah; setiap hari terjadi perubahan, dan setiap hari pula masalah semakin bertambah, semakin kompleks, dan semakin rumit. Karena itu, bila kemampuan kita tidak bertambah, maka cepat atau lambat masalah akan membinasakan dan menghancurkan kita.

Ada satu kemampuan hal yang harus selalu kita tingkatkan agar hidup kita makin berkualitas. Itulah kreativitas. Kreativitas adalah daya cipta dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Biasanya, kreativitas akan memunculkan inovasi, yaitu kemampuan untuk memperbaharui hal-hal yang telah ada. Bila kreativitas itu daya atau kemampuan, maka inovasi itu hasil atau produk.

Kreativitas begitu penting dalam hidup manusia. Kenapa? Tanpa kreativitas kita akan larut dan tergilas roda perubahan. Tanpa kreativitas kita tidak akan mampu bertahan menghadapi perubahan yang semakin cepat. Perusahaan-perusahaan besar yang mampu bertahan, biasanya memiliki tradisi untuk mengembangkan budaya kreatif yang kemudian menghasilkan produk-produk yang inovatif.

Bagaimana caranya agar kita mampu menjadi orang yang kreatif? Ada lima cara. Pertama, selalu memiliki rasa ingin tahu. Orang yang kreatif adalah orang yang gemar mencari informasi, gemar mengumpulkan input, dan cinta ilmu. Tiada berlalu waktu kecuali bertambah dengan input-input yang baru dan segar. Karena itu, kita harus selalu bertanya, sejauh mana kecintaan kita terhadap informasi dan ilmu.

Ada banyak cara yang bisa lakukan untuk mendapatkan input tersebut. Bisa lewat buku, sikap meneliti, menyimak, melihat tayangan televisi yang bermanfaat, berdiskusi, merenung, mendengar, menghadiri majelis ilmu, dan sebagainya. Kedua, terbuka pada hal-hal yang baru. Setiap saat selalu terjadi perubahan. Sangat ruginya orang yang tidak mau berubah dan tidak menyukai hal-hal baru. Orang kreatif adalah orang yang tidak terbelenggu dengan pendapatnya sendiri. Tentu, terbuka dengan hal-hal baru tidak harus menjadikan kita mengikuti hal-hal baru tersebut. Kita bisa mengolahnya, menyaring hal-hal yang baik, dan menyesuaikan dengan nilai-nilai yang kita anut.

Ketiga, berani memikul risiko. Semua tindakan kreatif biasanya akan mengundang resiko. Adalah mimpi melakukan sesuatu yang baru tanpa adanya resiko. Rasulullah SAW adalah orang yang kreatif dengan membawa ajaran baru (Islam) ke tengah-tengah umatnya. Konsekuensinya, beliau dimusihi dan diperangi. Demikian pula dengan Thomas Alfa Edison. Ia adalah orang kreatif yang berani gagal beribu-ribu kali sebelum menemukan bola lampu. Untuk menjadi kreatif, kita harus berani menganggung resiko, keluar dari zona nyaman.

Keempat, memiliki semangat yang membara untuk sukses dalam hidup. Tanpa semangat, mustahil kita akan mendapat banyak hal dalam hidup. Semangat biasanya akan melipatgandakan kemampuan seseorang untuk berprestasi. Orang yang kreatif, hari-harinya akan selalu bersemangat untuk berproses dalam menggapai semua hal yang diinginkannya. Kita harus bertanya, bersemangatkah kita dalam hidup? Apakah kita ini seorang yang bermental lemah dan selalu kalah dalam memperjuangkan cita-cita? Kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Kelima, nilai kreativitas akan makin lengkap dengan hati yang jernih sebagai buah dari ibadah yang berkualitas. Biasanya, kejernihan hati akan melahirkan firasat dan ide-ide cemerlang yang akan menjadi nilai tambah dalam kehidupan seorang Muslim. Biasanya, karya-karya monumental selalu berawal dari kejernihan hati dan ketajaman pikiran yang direalisasikan dalam tindakan nyata. Semoga Allah Yang Mahaagung, memberi kemampuan pada kita untuk menjadi seorang yang kreatif dalam hidup; kreatif yang positif; kreatif yang lahir dari kejernihan batin sebagai buah dari ibadah yang berkualitas. Wallahu a'lam bish-shawab

Mutiara Hadis

Semua Kebaikan Bernilai Sedekah

Abu Malik Al-Harits Al-Asy'ary ra berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Kesucian adalah sebagian dari iman. Alhamdulillah memberatkan timbangan. Subhanallah walhamdulillah memenuhi ruangan antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah burhan (bukti nyata), sabar adalah pelita, Alquran adalah hujjah (pedoman) bagimu dan atasmu (akan mendorongmu masuk surga jika kamu menerapkan isinya dan mendorongmu masuk neraka jika kamu mengingkari isinya). Semua orang pergi bekerja. Ada yang menjual dirinya; ada pula yang membebaskan dirinya; ada pula yang menghancurkan dirinya" (HR Muslim).

Penjelasan:
Hadis ini mengandung banyak nasihat yang tinggi nilainya. Betapa tidak, nasihat ini keluar dari mulut Rasulullah SAW yang setiap pembicaraannya dibimbing oleh Allah SWT. Tak heran bila kandungannya begitu agung dan berkualitas tinggi.

Ada beberapa poin yang dapat kita ambil dari hadis ini. Pertama, keutamaan bersuci. Kesucian adalah sebagian dari iman. Rasulullah SAW bersabda, "Islam sama dengan thaharah, dan thaharah itu berbanding lurus dengan keimanan kepada Allah". Selain itu, bersuci adalah syarat sahnya ibadah, bahkan menjadi tolak ukur kecintaan Allah terhadap hamba-Nya, "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang menyucikan diri".

Hikmahnya, kita harus berusaha menjaga wudhu, dan selalu bersih, baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. Bersih di sini idealnya mencakup pula bersih batin dari segala dosa. Tentang keutamaan wudhu, Utsman bin Affan RA. mengatakan bahwa ia mendengar sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa selalu menjaga wudhunya, dan menyempurnakan wudhunya tersebut, maka dosa-dosanya akan keluar dari jasadnya, dan keluar dari bawah kuku-kukunya".

Kedua, keutamaan berdzikir dan hinanya dunia. Ungkapan tahmid, tahlil, dan takbir yang keluar dari hati yang ikhlas, jauh lebih bernilai daripada dunia berserta isinya. Lewat hadis ini Rasulullah SAW menunjukkan pada kita betapa dunia dan isinya tidak ada harganya sama sekali di hadapan Allah SWT. Dikisahkan bahwa Nabi Musa as. pernah memohon kepada Allah, "Ya Allah, tunjukanlah kepadaku amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga!". Allah SWT menjawab, "Wahai Musa, katakanlah: 'Laa ilaha illallahu'. Seandainya tujuh lapis langit dan bumi dilketakkan dalam satu sisi timbangan, dan kalimat laa ilaha illallahu dalam sisi timbangan yang lain, niscaya kalimat itu akan lebih berat timbangannya".

Ketiga, keutamaan shalat. Seseorang yang menjaga shalatnya akan mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Shalat akan menerangi seluruh perjalanan hidupnya hingga sampai ke tempat tujuan. Rasulullah SAW bersabda, "Gembirakanlah orang yang berjalan menuju masjid dalam gelap gulitanya malam dengan cahaya nan sempurna kelak di Hari Kiamat".

Keempat, keutamaan sedekah. Dalam hadis ini sedekah dikatakan sebagai burhan (bukti nyata). Maksudnya bukti keimanan atas kebenaran keimanan pemiliknya. Seorang yang beriman selain istikamah dalam shalatnya, juga gemar bersedekah. Berlawanan dengan orang munafik, mereka mungkin rajin shalat, tapi sangat berat bersedekah. Kelima, keutamaan sabar. Sabar di sini adalah sabar dalam berbuat taat kepada Allah, sabar menahan diri dari maksiat, dan sabar tatkala menghadapi musibah atau sesuatu yang tidak mengenakkan.

Keenam, anjuran untuk selalu dekat dengan Alquran. Kedekatan ini dapat ditempuh dengan selalu membaca, memahami, dan berusaha mengamalkannya dalam tataran praktis. Dengan cara seperti ini Alquran akan memberi syafaat bagi seorang hamba pada Hari Kiamat. Dan terakhir, anjuran untuk menjual diri kepada Allah dengan beramal saleh, dan larangan menghancurkan diri dengan kemaksiatan. (Ems)

( KH Abdullah Gymnastiar )