Sunday, November 6, 2005

Birrul Walidain

oleh: ummu Faiz
Alloh adalah tujuan hidup kita. Untuk sampai ke tujuan kita butuh gkendaraanh dengan mesin yang baik, bensin murni dan rem yang baik. Analog perjalanan hidup kita, kendaraannya adalah Islam, mesinnya Aqidah dengan bensin Ibadah; murni tidak ada campuran dan penuh; dan remnya adalah Akhlaq. Jika semuanya dikondisikan dengan baik maka akan mempercepat bagi kita menuju Alloh swt.

Sebagai seorang muslimah tidak hanya mengenakan jilbab secara fiqih, jilbab yang kelihatan, tetapi juga perlu jilbab yang lain yaitu jilbab aqidah dan jilbab akhlaq. Sikap terhadap orang tua bagi seorang muslimah termasuk jilbab akhlaq.

Salah satu karakter muslimah yang harus dimiliki adalah senantiasa berbakti pada orang tuanya (birrul walidain). Berbakti kepada orang tua bukan sekedar karena untuk membalas jasa segala kebaikan orang tua, tetapi lebih dari itu karena iman kepada Alloh swt.

Alloh swt memerintahkan kita untuk berbuat baik terhadap orang tua, termaktub dalam firman-Nya dalam Al Qur`an.

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ahh, ih dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia(QS. Al Israa: 23)

*Mengucapkan kata 'ahh' kepada orang tua tidak diperbolehkan oleh agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang Ibu Bapaknya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Luqman: 14)

Bila bakti kita kepada orang tua karena alasan jasa keduanya yang dikedepankan, maka apabila orang tua tidak punya jasa, anak bisa merasa tidak perlu berbakti kepada orang tua. Bagaimana pun sikap kedua orang tua kita, kita harus tetap berbakti trehadap keduanya.

Wujud bakti kita terhadap kedua orang tua adalah sbb:

1. Bersyukur kepada orang tua dan mentaati perintah orang tua selama tidak menyimpang dari ajaran Alloh swt. Jika perintah orang tua menyimpang dari ajaran Alloh swt maka kita harus menolaknya dengan cara yang ma`ruf. Kalaupun kedua orang tua musyrik, kita harus tetap mempergauli mereka secara ma`ruf di dunia.

2. Memuliakan kedua orang tua. Diwujudkan dengan perkataan yang sopan, tutur kata yang lembut dan tidak duduk di atas sementara orang tua berada di bawah. Kadang kala berbasa-basi terhadap orang tua juga diperlukan. Selain itu juga tidak pergi tanpa izin dari Ibu.

3. Membantu orang tua selama kita mampu membantunya atau paling tidak kita tidak membebani orang tua.

4. Bila kedua orang tua sudah tidak ada, bentuk bakti kita adalah:

- menjalin hubungan silaturahim dengan orang2 yang dekat dengan orang tua

- bila ada yang disantuni orang tua kita harus melanjutkannya

- mendo`akan dan memohonkan ampunan Alloh swt.

- Memenuhi janji-janji kedua orang tua yang telah diucapkan selama beliau masih hidup.

Berbakti kepada kedua orang tua yang kita wujudkan adalah bagian dari ibadah kepada Alloh swt. Jika bakti kita kepada kedua orang tua tersebut diniatkan karena Alloh swt maka itu bagian dari aqidah. Jika bakti kita kepada orang tua juga diniatkan untuk membalas jasa kedua orang tua kita maka itu bagian dari akhlaq.

WaAllohu`alam bishshowab.

Sumber: disarikan dari KRPH Masjid Mardliyah Jogja, Ust. Syathori.

===========================================
UMMU FAIZ
4-16-17-1203 Yamada Kita-ku Nagoya JAPAN 462-0812
Telp: 052-9118404 (rumah) 090-91756070 (HP)
Homepage: http://www.geocities.com/ayangata/
===========================================

0 komentar: